Manfaat E-learning di Sekolah Dasar
Apa yang dimaksud dengan e-learning ? mungkin masih
banyak orang yang tidak memahami bahkan
mengetahui apa dan bagaimana yang dimaksud dengan
e-learning itu. e-learning terdiri dari dua kata yaitu “e” yang merupakan
kepanjangan dari electronic dan learning. Sehingga jika ke dua kata tersebut
digabungkan maka akan membentuk suatu pengertian yaitu pembelajaran yang
berbasis elektronik.
Selaras dengan kemajuan teknologi pada masa kini,
definisi e-learning atau electronic learning sering kali berubah-ubah. Secara
umum, elecrtonic learning adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
serangkaian alat elektronik (LAN, WAN atau internet) untuk menyampaikan isi
materi yang akan diajarkan. Komputer, .internet, internet, satelit, tape audio/
video, TV interaktif dan CD ROM merupakan sebagian media elektronik yang
tergolong ke dalam kategori ini.
Banyak pakar yang mengemukakan penafsirannya tentang
e-learning dari berbagai sudut pandang diantaranya, yaitu:
Hartley (Hartley, 2001) menyatakan: e-Learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar ke pada siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media
jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms
(Glossary, 2001) menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-Learning
adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa E-learning adalah
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi atau
learn based Information Communication Technology (ICT). Penggunaan teknologi
informasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efektifitas
pembelajaran, dalam hal administrasi maupun penyampaian materi pelajaran kepada
peserta didik. Interactive e-learning membuat siswa turut berperanserta secara
aktif dalam proses pembelajaran.
Apa saja keuntungan serta keunggulan dari e-learning?
Ada beberapa keuntungan serta keunggulan yang didapat dari metode e-learning
diantaranya, yaitu:
§ Biaya yang murah;
§ Mengikuti perkembangan-perkembangan terakhir;
§ Bahan bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan;
§ Bahan mengikuti waktu;
§ Siapapun dari seluruh dunia dapat mengakses e-learning kapan dan dimana
saja secara bersamaan;
§ Bersifat universal;
§ Dapat membangun masyarakat;
§ Dari skala kecil maupun besar.
Sedangkan keunggulan yang didapat dari e-learning
diantaranya, yaitu:
§ Tujuannya lebih berarti dan lebih merangsang;
§ Belajar dari perbuatan merupakan simulasi;
§ Belajar dari kegagalan;
§ Petubjuk dan feed back yang kuat;
§ Model dan cerita-cerita dari expert;
§ Program belajar otentik;
§ Setelah belajar dapat langsung digunakan /diperaktekan.
Dengan adanya poin-poin keuntungan serta keunggulan
yang telah dipaparkan di atas maka pembelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik diharapkan
akan lebih optimal sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhannya.
1. Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali
diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan
sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan
komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa
adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di
mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone
ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh
masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih
menarik dan diproduksi secara massal.
(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System).
Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai
terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh
dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin
pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS
yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya
standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS,
Scorm, Ieee Lom, Ariadne, dsb.
(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning
berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi elearning berbasis Web
berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi
belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi,
majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia,
video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data
yang lebih standar, dan berukuran kecil.
E-learning 2.0
Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada
cara pandang baru terhadap pembelajaran
elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi
Web 2.0.
Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama
kali oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web
2.0 pertama di tahun 2004.
Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya
berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan
teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran
terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh
guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang
bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking)
seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut
sebagai Long Tail learning.
Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan
Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments
(PLE).
Perkembangan eLearning di Idonesia sejalan dengan
perkembangan Infrastruktur TIK. Beberapa programbn pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:
§ 1999-2000 Jaringan Internet (Jarnet);
§ 2000-2001 Jaringan Informasi Sekolah (JIS);
§ 2002-2003 Wide Area Network Kota (WAN Kota);
§ 2004-2005 Information and Communication Technology Center (ICT Center);
§ 2006-2007 Indonesia Higher Education Network (Inherent);
§ 2007-skrg Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas);
§ 2008-skrg Southeast Asian Education Network (SEA EduNet);
Dengan mulai berkembanganya penggunaan internet,
munculah situs elearning yang awalnya menjadi media sharring berbagai materi
pembelajaran, diantaranya:
http://www.ilmukomputer.org
http://www.e-dukasi.net
Namun seiring dengan perkembangan infrastruktur TIK
tersebut maka institusi pendidikan mulai
melakukan pengembangan e-learning.
2. Sarana dan Prasarana ’E-learning untuk Pendidikan
Program e-lerning for education harus didukung dengan
adanya sarana dan prasarana yang memadai agar supaya dalam pelaksanaanya di
sekolah tidak saling mengganggu ketika guru akan menyampaikan pembelajaran
kepada peserta didiknya..Sarana dan prasarana yang dibutuhkan diantaranya,
yaitu:
§ Tiap-tiap kelas perlu 1 unit computer;
§ Koneksi internet;
§ Audio – Visual (TV, tape recorder);
§ LCD, baik portable maupun permanent;
§ PSB (pusat sumber belajar) yang menyediakan layanan dan program
pembelajaran berbasis ICT.
3. Tujuan ’E-learning untuk Pendidikan SD
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari e-learning for
education untuk SD diantaranya, yaitu:
§ Menjawab tantangan tentang globalisasi informasi dan komunikasi khususnya
dalam kegiatan belajar mengajar.
§ Penggunaan e-learning meningkatkan interaksi belajar mengajar menjadi lebih
menarik.untuk siswa.
§ E-learning menghapus paradigma bahwa guru adalah sosok yang serba tahu.
§ Penggunaan e-learning mengajarkan dan membiasakan kepada anak mengenal
teknologi.
Dari tujuan di atas maka akan memberikan banyak
keuntungan dan kemudahan kepada pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran
tersebut, baik untuk guru maupun siswanya.
4. Manfaat ’E-learning untuk Pendidikan
Banyak manfaat yang dapat dirasakan dari pelaksanaan
program e-learning for education, bukan hanya bagi siswanya saja tapi bagi guru
dan sekolahnya juga banyak memberikan kemudahan dan nilai plus.
Bagi Guru
1. Guru tampil lebih percaya diri.
2. E-learning meminimalisir tingkat kesalahan materi
pelajaran yang diberikan oleh guru.
3. Pekerjaan mengajar menjadi lebih mudah.
4. Pengajaran lebih efektif.
Bagi Siswa
1. Siswa merasa lebih nyaman dengan penggunaan
E-learning.
2. Siswa dirangsang untuk berimajinasi dengan sajian
audio visual yang menarik.
3. Materi yang diajarkan guru lebih akurat
kebenarannya.
4. Materi pelajaran lebih mudah dipahami.
5. Kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan bermakna.
6. Siswa tidak gaptek (gagap tekologi).
Bagi Sekolah
1. Tingkat kepercayaan stake holder (yayasan, orang
tua, dan masyarakat) meningkat.
2. Memudahkan untuk memetakan guru pada program
pelatihan lanjutan.
3. Prestasi sekolah meningkat.
4. Penggunaan e-learning memunculkan prestasi bagi
sekolah.
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik learning
(e-learning) menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. wulf (Wulf, 1996) itu
terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara
peserta didik dengan guru/instruktur (enhance
interactivity). Apabila dirancang secara cermat,
pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar,
interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik
dengan guru/instruktur, antara sesama peserta
didik, maupun antara peserta didik dengan bahan
belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya
dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak
semua peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai
kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya di dalam
diskusi. Hal ini disebabkan karena pada
pembelajaran yang bersifat konvensional kesempatan
yang ada atau disediakan
dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab
sangat terbatas.
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajatan dari
mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan
tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik
dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana
saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran,
dapat diserahkan kepada guru/ dosen/insrtuktur setelah selesai dikerjakan.
Tidak perlu menunggu samapai ada janji untuk bertemu dengan
guru/dosen/instruktur.
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential
to reach aglobal audience). Dengan
fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta
didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan
pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau
meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi
menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan
saja, seseorang dapat belajar. Interaksi
dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet
dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran
bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi
keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Disamping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat
pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari
peserta didik maupun atas hasil penilaian
guru/dosen/instruktur selaku penanggungjawab atau
pembina materi pembelajaran itu sendiri.
5. Pelaksanaan Program E-learning
Di dalam pelaksanaan programnya e-learning digunakan
sebagai :
1. Sumber materi pelajaran
Contoh: Materi bencana alam pada pelajaran IPS
disampaikan dengan menayangkan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan
bencana alam, misal:
gunung meletus : Guru menayangkan proses gunung
meletus ( bisa didownload di internet).
Dengan pembelajaran konvensional siswa tidak bisa
melihat secara langsung bagaimana proses terjadinya gunung meletus tersebut.
Deminkian juga bencana banjir, angin puting beliung, dll. Namun dengan
menggunakan media Information Communication Technology (ICT), semuanya terlihat
dengan sangat jelas. Siswa dapat menyaksikan prosesnya.
Materi-materi seperti tersebut di atas tersedia
lengkap di internet. Materi tinggal dicaridi internet dan dapat langsung
ditayangkan dengan menggunakan LCD.
1. Presentasi siswa, baik tugas kelompok maupun tugas
perorangan.
2. KBM oleh guru (agar pembelajaran lebih menarik).
6. Hambatan Pelaksanaan E-learning dalam
Pendidikan
Dalam penerapan e-learning untuk pendidikan tidaklah
mudah, banyak kendala-kendala yang akan
dijumpai, diantaranya yaitu:
1. Belum semua guru
mau menerima keberadaan E-learning.
2. Belum semua guru
mampu menguasai dan menggunakan E-learning.
3. Beberapa media
seperti LCD, wireless jumlahnya masih terbatas sehingga penggunaannya harus
diatur.
4. Harga media ICT
masih mahal apalagi bagi tingkat SD yang terdapat di daerah-daerah terpencil
dengan semua keadaan yang serba terbatas.
7. Upaya dalam Mengatasi Hambatan
Adapun beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk
mengatasi kendala-kendala yang telah dipaparkan di atas diantaranya yaitu
sebagai berikut:
1. Mengadakan pendekatan persuasif tentang pentingnya
E-learning.
1. Menjalin pola kemitraan dengan pihak-pihak yang
peduli dengan pendidikan (kemitraan bisa
dijalin dengan perusahaan yang beroperasi di sekitar
lingkungan sekolah melalui program
comunity development/comdev).
1. Mengadakan pelatihan-pelatihan. Misalnya:
1. Pelatihan komputer program windows dan excel.
1. Pelatihan pebuwatan bahan ajar dalam power point.
2. Pelatihan pembuatan e-mail.
3. Pelatihan pembuatan blog.
Rate This
4. Mengupayakan media yang jumlahnya masih kurang
(dapat menggunakan dana dari RAPB maupun BOS).